Pendengkur Terancam Risiko Bronkitis

TIM ilmuwan Korea Selatan mengungkapkan, orang yang mendengkur ketika tidur berisiko lebih besar terserang bronkitis.

Penyakit batuk akut tersebut sebelumnya hanya dinilai memiliki kaitan dengan rokok dan polusi udara. "Orang yang mendengkur sebanyak lima malam dalam sepekan berisiko 25 persen lebih besar terserang bronkitis daripada orang tidak pernah mendengkur ketika tidur," jelas ilmuwan Korea University Ansan Hospital Inkyung Baik.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap 4.270 pria dan wanita pada 2001 hingga 2006. Dari para responden tersebut, sebanyak 314 orang diketahui terserang bronkitis kronis. Tim peneliti menegaskan, orang yang mendengkur sebanyak enam atau tujuh kali dalam sepekan berisiko terserang bronkitis 68 persen lebih tinggi daripada orang tidak mendengkur.

"Penemuan kami mendukung hipotesis yang menilai bahwa dengkur memiliki kaitan dengan bronkitis kronis. Dengkur menyebabkan penyakit tersebut akibat getaran saluran udara atas. Getaran itu kemudian memicu peradangan," tutur Baik. Peningkatan risiko bronkitis pendengkur tidak terpengaruh faktor-faktor seperti rokok dan polusi udara. Artinya, pendengkur yang tidak merokok juga terancam peningkatan risiko bronkitis.

Demikian pula pendengkur yang selalu hidup di lingkungan berudara bersih. Meski begitu, tim Baik belum menemukan cara untuk membantu orang menghilangkan kebiasaan mendengkur. Padahal, Baik dan rekan-rekan berpendapat, seseorang bisa memangkas risiko serangan bronkitis dengan mengurangi frekuensi dengkur